top of page

Sejarah Cincin Pernikahan

Semua orang sudah tahu bahwa cincin menjadi salah satu tanda sebuah pernikahan. Dua orang kekasih melambangkan ikatan mereka dengan cincin yang tersemat pada jari manis. Namun sebenarnya, dari mana asal mulanya cincin pernikahan itu?


Beberapa sumber mengatakan bahwa cincin pernikahan sudah ada sejak zaman Romawi kuno, yaitu tahun 27 sebelum masehi. Namun ternyata cincin pernikahan juga ditemukan pada peradaban Mesir kuno sekitar lima ribu tahun yang lalu.


Pada zaman Mesir kuno, cincin pernikahan dipakai oleh perempuan dan terbuat dari akar-akaran. Maka siapa saja lelaki yang hendak melamar dan melihat cincin itu, harus segera mundur. Seiring waktu bahannya dibuat menjadi lebih kuat.


Pada zaman Romawi kuno, cincin yang dipakai perempuan merupakan tanda kepemilikan dari seorang lelaki. Tradisi ini lalu diadopsi oleh gereja dan menjadi bagian dari budaya keagamaan.


Pada zaman sekarang, cincin pernikahan lazimnya dikenakan oleh lelaki dan perempuan, melambangkan kesetaraan dan komitmen. Materialnya pun beragam. Mulai dari emas, perak, platina, bahkan beberapa jenis kayu. Di atasnya kerap juga bertabur material berharga lain seperti berlian atau batu mulia.


Cincin pernikahan kini menjadi perlambang kesetiaan, serta bentuknya yang melingkar menggambarkan keterikatan tiada berujung antara dua orang manusia. Bagi sebagian orang, memakai cincin setelah pernikahan adalah sesuatu yang sangat sakral. Melepaskannya di publik dianggap sebagai wujud rencana pengkhianatan atau perselingkuhan.


Cincin pernikahan umumnya disematkan di jari manis. Tidak ada yang benar-benar mengetahui alasannya, namun sebagian orang berpendapat bahwa pada jari manis terdapat urat cinta atau biasa disebut vena amoris. Urat ini mengalirkan darah ke jantung dengan lebih cepat.


Tidak ada peraturan yang pasti dalam hal memakai cincin, ada beberapa pasangan memakai cincin di jari manis pada tangan kirinya atas inspirasi dari vena cinta Mesir. Namun, beberapa pasangan mempunyai peraturan sendiri, contohnya yang masih bertunangan, mereka memakai cincin pada tangan kiri. Dan setelah menikah, mereka memakainya pada tangan kanan.


Terlepas apa pun cincinnya, dan material apa yang digunakan, sejatinya cincin adalah simbol yang telah menjadi tradisi yang sangat panjang dalam pernikahan. Seberapa besar nilai maknawi dari cincin tersebut hanya bisa ditentukan dari bagaimana kedua mempelai saling menjaga dan memberikan yang terbaik bagi keberlangsungan pernikahan mereka dengan cinta.

6 views
bottom of page