Fatimah Ali
Gabungan harapan dan perasaan yang menjadi energi untuk datang tanpa basa-basi
“Ketika aku melihatmu untuk pertama kali, segalanya berubah. Walau belum terlewat satu menit, namun baginya sudah puluhan musim gugur. Beragam perasaan menjadi satu dan mengalahkan memori. Hukum waktu, sudah tak berlaku lagi.”
Terbenamnya matahari kita sebut petang, terbitnya kita sebut fajar. Begitulah hari-hariku dan kita semua. Tapi hari ini kau datang, dan fajarku bukan matahari lagi
“Hari-hari berlalu dan mereka makin jadi satu. Kata-kata dalam surat perlahan jadi perasaan. Jalan-jalan jadi kebiasaan. Dan saling memuji dalam angan.”
Jangan tanya kenapa aku terus memanggilmu dirimu memantik banyak pertanyaan dibenakku. Tapi yang paling mengganggu ku, jikia tuhan tidak ingin diduakan.
“Perpisahan tak terelakkan. Bagi sepasang kekasih yang hidup di dunia, selalu ada malam yang hening. Kesepian yang membuat malam terasa makin panjang dan dingin. Dalam upayanya untuk saling mengisi, aku dan kamu tak henti berkirim surat. Sampai akhirnya datang kesempatan untuk bersua kembali.”
Yang meski redup karena besarnya rindu, namun cukup hangat untuk menemani malamku
“Akhirnya aku merancang sebuah pertemuan. Segudang rencana dan kemungkinan singgah di pikirannya. Semua itu semata-mata hasrat untuk membuat segalanya sempurna, seperti hubungan mereka yang kini akan memasuki babak baru. Kamu juga datang dengan praduga di hatinya. Gabungan harapan dan perasaan yang menjadi energi untuk datang tanpa basa-basi. Dan ketika mereka bertemu, jelas sudah semua jalan setapak yang mereka lalui. Tak ada kata dan tawa yang sia-sia, dua manusia, berjanji untuk bersama selamanya.”
Pepatah mengatakan, siapapun yang memasuki taman hati akan kehilangan dirinya. Karena bagi hati tak ada bilangan selain persatuan
“Harmoni, adalah pondasi keabadian. Tanpanya, tak ada yang sanggup melewati jalan apapun bersama. Dan jika kita sudah menemukan harmoni, waktu dan ruang tak berarti lagi.”
Setiap orang meratapi waktu yang berlari lewat begitu saja bagai angin, tak bisa ditahan. Tapi aku tak peduli, kasih. Kau tetap di sampingku kemarin, hari ini sampai nanti
“Hari itu, tak hanya keberadaanmu yang membuatku tertegun, kasih. Tapi kenyataan untuk pertama kalinya aku tak mempertanyakan segalanya selain siapakah dirimu. Begitulah adanya.”






















.jpg)